PADANG,— Wagub Sumbar Audy Joinaldy membuka Seminar Nasional Kebangsaan Umat Islam yang bertajuk “Merekat Kebersamaan untuk Menghadapi Tantangan Masa Depan” pada Jumat (27/1/2023). Di Pangeran Beach Hotel Padang.
Turut hadir bersama wakil gubernur, tokoh-tokoh besar dan ulama nasional, diantaranya mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, Wasekjen MUI Ahmad Fahrur Rozi, Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gahazar, serta puluhan tokoh-tokoh dan akademisi nasional lainnya.
Pada kesempatan itu, Wagub menyampaikan bahwa ia miris dengan adanya stigma bahwa Sumatera Barat adalah provinsi intoleran. Wagub mengatakan 97 persen dari 5,7 juta penduduk Sumatera Barat beragama Islam, dan tidak pernah ada kasus pengrusakan rumah ibadah agama lain di Sumbar. Semua hidup rukun dan damai.
“Jadi dari mana stigma itu berasal? Ini parameter nya darimana?” Ujarnya.
Belum lagi, masyarakat perantau Minangkabau yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan hingga ke sejumlah negara di dunia, hidup tersebar dan menyatu dengan masyarakat setempat.
Ia melanjutkan, di masa lalu tiga dari empat founding fathers Republik Indonesia berasal dari Sumatera Barat, yaitu Tan Malaka, Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Ditambah lagi, Muhammad Yamin yang merupakan satu dari tiga perumus Pancasila, juga berasal dari Ranah Minang. Jadi tak mungkin pula jika Sumatera Barat dicap tidak Pancasilais.
“Pendiri bangsa ini termasuk orang Minang. Pencetus pancasila itu juga orang Minang. Karena itu, tidak mungkin orang Minang ini tidak pancasilais dan sangat tidak mungkin orang Minang akan berkhianat terhadap bangsa ini,” ungkap Wagub Audy.
“Karena itu saya selalu protes bila Provinsi Sumatera Barat disebut provinsi intoleran. Karena di sini tidak pernah ada masyarakat membakar gereja, tidak ada orang non muslim digebukin dan lainnya, karena itu Saya protes,” lanjutnya menegaskan.
Begitu juga dalam pembangunan, menurut Wagub, kontribusi orang Minang dalam membangun Indonesia tidak perlu dipertanyakan. Orang Minang banyak bergerak di sektor perdagangan, menjadi pengusaha di berbagai provinsi di Indonesia dan ikut membangun daerah rantaunya.
“Oleh karena itu gini ratio di Sumbar juga bagus, karena orang-orang kaya dari Sumbar banyak berada di provinsi lain, ikut membangun daerah di sana,” kata Wagub lagi.
Panglima TNI perioden 2015-2017, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga turut mengapresiasi kekuatan Adat dan Budaya Minangkabau, yang mampu menjaga tatanan dan keberlangsungan hidup serta melindungi masyarakat. Karena itu, wajar minangkabau banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang hebat.
“Tatanan adat yang terjaga, sehingga ninik mamak dapat mendidik anak kemenakannya dengan baik. Harta kaum diatur dengan baik dan sangat jelas penggunaannya, apakah untuk rumah gadang, perempuan yang belum beristri atau rumah gadang yang rusak, barulah harta kaum itu digunakan,” ungkap Gatot yang tampil jadi Keynote Speaker.
Karena itu, Gatot berkeyakinan, bila pemimpin bangsa ini melakukan apa yang dilakukan masyarakat Minang, maka Bangsa ini akan hebat dan kuat.
“Kita harus belajar banyak dengan orang Minang. Adat dan agama yang kuat, sehingga sukses melahirkan tokoh-tokoh pendiri dan pemikir bangsa ini sampai sekarang. Karena itu saya banyak belajar dengan orang minang,” ujar Gatot.
Sebelumnya, Bachtiar Chamsyah menyampaikan bahwa seminar yang banyak menghadirkan tokoh-tokoh nasional itu akan mengulas kondisi bangsa saat ini dari berbagai sisi.
Sementara Ketua Panitia Seminar, Ustadz Solsafar melaporkan, bahwa seminar kebangsaan yang dihadiri hampir 30 yang tokoh nasional, maupun organisasi masyarakat. “Ini semua menunjukkan kita mau bersama, lintas ormas, lintas tokoh terlihat hadir,” ujar Ustad Solsafar.
Ia menambahkan, selain Seminar Nasional, kegiatan ini juga nantinya akan dilanjutkan dengan Tabligh Akbar di Mesjid Al Hakim Padang pada Sabtu (28/1/2023). (ms/MC Prov Sumbar)