Padang — Sebagai simbol nagari beradat, Nagari Pauh IX haruslah tetap mempertahankan dan melestarikan adat dan budaya yang menjadi tradisi dari nenek moyang terdahulunya. Seperti dikatakan dalam mamang adat : berek-berek turun ka samak, dari samak turun ka padi. Dari nenek turun ka mamak, dari mamak turun ka kami.
” Salah satu cara untuk melestarikan adat dan budaya tersebut adalah dengan menghidupkan kembali tradisi-tradisi adat yang pernah dilakukaan oleh pendahulu-pendahulu kita dahulu yang sekarang mulai tertinggalkan. Jadi dengan diangkatnya kegiatan Basurah Adat ini, ninik mamak Nagari Pauh IX telah melestarikan kembali budaya leluhur kita.”
Demikian dikatakan oleh Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA KAN Pauh ) Kecamatan Kuranji Kota Padang pada penutupan Lomba Basurah Adat ke-2 Nagari Pauh IX pada Sabtu malam, 16/7/2022 di Komplek Kantor KAN Pauh IX.
Lebih lanjut dikatakan, lomba Basurah Adat di bawah payuang adalah proses penyelenggaraan resesi adat oleh ninik mamak yang selalu dilaksanakan sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Jangan kegiatan ini hanya terbatas di lomba saja tapi tidak diterapkan di lapangan.
” Selama ini disaat ada yang meninggal banyak dijumpai ninik mamak di salah satu kaum kesulitan sekali mencari orang yang bisa menyelenggarakan prosesi adat di bawah payung. Mudah-mudahan dari kegiatan ini para ninik mamak di masing-masing tapian tidak kesulitan lagi dengan orang-orang yang akan menyelenggarakan adat kematian ini. Ninik mamak dan urang sumando di setiap tapian sudah mengerti dan bisa menjalaninya sendiri,” tukas Irwan yang juga penghulu suku Jambak Nan Batujuah ini.
Selain itu, tokoh muda yang juga ketua DPD LPM Kota Padang ini berpesan, agar para ninik mamak Nagari Pauh IX untuk selalu kompak dan menghindari perpecahan. Jika ada suatu permasalahan di Tapian agar diselesaikan secara musyawarah di tapian. Sekarang bukan saatnya lagi mementingkan ego atau memaksakan kehendak masing-masing, Sekarang adalah saatnya membangun nagari secara bersama-sama dengan “saciok bak ayam sadanciang bak basi”.
“Kita punya anak kamanakan yang sudah banyak menjadi anggota Dewan atau pejabat eksekutif di Kota Padang. Mari kita berdayakan mereka untuk membangun kampung halamannya atau mengangkat kegiatan pelestarian adat dan budaya. Jauhkan pikiran dari kepentingan sesaat. Pikirkan untuk kepentingan bernagari dengan berbuat untuk nagari. Kita bangun nagari Pauh IX ini dengan segala potensi yang kita miliki,” kata Irwan Basir.
Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Pauh IX Kecamatan Kuranji yang juga anggota DPRD Kota Padang, Zulhardi Z Latif, SH.MM dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Basurah Adat ini. Dengan kegiatan lomba Basurah Adat ini, maka tradisi adat di nagari Pauh IX akan tetap terlestarikan.
” Saya sebagai salah seorang anak kamanakan di nagari Pauh IX ini sangat mengapresiasi lomba Basurah Adat yang digelar oleh para ninik mamak KAN Pauh IX. Mudah-mudahan acara ini tetap diadakan tiap tahunnya agar tradisi budaya adat tetap lestari dan bisa dipelajari oleh generasi muda anak kamanakan nagari Pauh IX. Untuk itu saya dan beberapa orang anak nagari yang duduk di DPRD Kota Padang siap membantu dengan anggaran jika kegiatan ini rutin diadakan, tentu sesuai dengan proposal yang diajukan,” ucap Anggota Dewan yang dikenal dengan panggilan Buya ini.
Ketua KAN Pauh IX Suardi Dt. Rajo Bujang mengatakan kalau lomba Basurah Adat di Bawah Payuang ini diadakan tak lain adalah agar tradisi penyelenggaran adat kematian ini tidak hilang dan bisa dipelajari oleh generasi muda kita. Lomba ini diikuti oleh seluruh tapian yang ada di Pauh IX.
” Adat di bawah payuang adalah adat prosesi kematian nagari Pauh IX. Dengan diadakannya lomba ini, ninik mamak berharap agar tradisi ini tetap ada dan akan tetap dilestarikan oleh generasi sekarang. Dengan begitu, Pauh IX sebagai nagari beradat yang berada dalam pemerintahan kota tetap mempertahankan jati dirinya sebagai nagari yang memperhankan adat dan tradisi leluhurnya,” ujar ketua KAN Pauh IX ini.
Lomba Basurah Adat ke-2 Nagari Pauh IX ini telah berlangsung selama tiga hari. Di samping Basurah Adat juga dilaksanakan lomba “Manyerak bareh kuniang” yang juga merupakan tradisi adat pesta perkawinan sebelum mempelai naik ke rumah gadang. Lomba ini dilaksanakan oleh Bundo Kanduang Sako Nagari Pauh IX.
Di akhir kegiatan, ketua MPA KAN Pauh IX menutup secara resmi kedua kegiatan lomba ini. Masing-masing pemenang mendapat hadiah piala dan uang tunai
Di samping hadiah dari panitia Ketua MPA KAN Pauh IX Irwan Basir juga memberi uang pembinaan sejumlah 4 juta rupiah untuk seluruh tapian dan 1 juta rupiah untuk Bundo Kanduang Sako Pauh IX. (*)