PADANG,KLIKSIAR— Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, tak sekadar datang berkunjung ke PT Semen Padang pada Jumat (22/8/2025). Ia turun langsung meninjau dua titik penting: Geosite Gua Kelelawar Padayo dan Rumah Contoh SEPABLOCK—dua wajah baru Padang yang menyimpan potensi besar.
Didampingi jajaran Pemko dan manajemen PT Semen Padang, Maigus berdiri di mulut gua, memandang lebatnya vegetasi dan mendengar gemuruh kelelawar yang bersarang di langit-langit batu. “Kalau ke Padang tapi tak singgah ke sini, rugi besar,” katanya, singkat tapi penuh makna.
Gua Kelelawar Padayo bukan sekadar objek wisata. Di balik stalaktit dan aroma lembab bebatuan, tersimpan harapan ekonomi bagi warga Lubuk Kilangan. PT Semen Padang menggelontorkan Rp504 juta untuk membangun geosite ini, dan sejak diresmikan Wali Kota Padang pada Mei 2024, geliat wisata mulai terasa.
Maigus tak hanya memuji keindahan alam. Ia menyoroti peran PT Semen Padang yang konsisten mendukung pengembangan kawasan. “Kami punya program Jelajah Padang. Gua ini cocok jadi ikon. Tapi harus ada kolaborasi agar manfaatnya nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Usai dari gua, rombongan bergeser ke Rumah Contoh SEPABLOCK. Di sana, Maigus melihat langsung inovasi bata interlock buatan PT Semen Padang. Produk ini dirancang saling mengunci seperti lego, efisien, ramah lingkungan, dan tahan gempa jawaban atas tantangan geografis Kota Padang.
“Bangunan harus kuat, hemat, dan cepat. SEPABLOCK punya semua itu. Saya imbau masyarakat dan pengembang untuk pakai produk ini. Ini bukan sekadar cinta produk lokal, tapi juga pilihan cerdas,” tegasnya.
Win Bernadino, Kepala Departemen Hukum & Komunikasi PT Semen Padang, menyambut baik dukungan Pemko. Menurutnya, pengembangan Gua Padayo dan SEPABLOCK sejalan dengan prinsip triple bottom line: people, planet, profit.
“Gua ini bukan hanya wisata. Ia menggerakkan ekonomi warga. SEPABLOCK bukan hanya bata, tapi solusi pembangunan masa depan,” kata Win.
Kunjungan Maigus Nasir hari itu bukan sekadar seremoni. Ia menyentuh dua titik strategis: alam yang harus dijaga, dan teknologi yang harus dimanfaatkan. Dua wajah Padang yang jika dirawat dengan visi dan kolaborasi, bisa jadi lompatan besar menuju kota yang tangguh dan berdaya. (*)