DPRD Sumbar Buka Pintu: Gedung Wakil Rakyat Jadi Benteng Terakhir Hadapi Tsunami

oleh -347 Dilihat
oleh

PADANG,KLIKSIAR– Di tengah ancaman gempa dan tsunami yang terus membayangi pesisir barat Sumatera, Pemerintah Kota Padang tak tinggal diam. Rabu pagi (5/11), sirene meraung tepat pukul 10.00 WIB. Bukan tanda bahaya sungguhan, tapi simulasi besar-besaran yang melibatkan 200 ribu warga dari delapan kecamatan rawan bencana.

Yang menarik, gedung megah DPRD Provinsi Sumatera Barat di Jalan Khatib Sulaiman mendadak berubah fungsi. Bukan lagi tempat adu argumen antar fraksi, tapi jadi titik evakuasi warga. Sekretaris DPRD Sumbar, Maifrizon, menyambut langkah ini dengan tangan terbuka.

“Gedung DPRD ini ramah gempa. Halamannya luas, bisa menampung warga yang menyelamatkan diri,” ujar Maifrizon saat memantau simulasi.

Tak sekadar omong kosong. Pagar dibuka, pengeras suara disiapkan, pintu-pintu gedung dibuka lebar. Komunitas Siaga Bencana (KSB) Ulakkarang Utara pun mengacungkan jempol.

“Kami difasilitasi dengan baik. Ini bentuk nyata dukungan,” kata Elfin dari KSB.

Gedung DPRD Sumbar memang bukan sembarang bangunan. Tinggi, kokoh, dan berdiri di zona aman. Tak heran jika dalam simulasi ini, ia dijadikan benteng terakhir bagi warga yang berlari dari ancaman gelombang.

Simulasi tsunami ini bukan main-main. Pemerintah Kota Padang mengerahkan semua lini: TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Damkar, Dishub, hingga ASN. Dari siswa SD hingga mahasiswa, dari rumah sakit hingga hotel, semua ikut ambil bagian. Tujuannya satu: menguji kesiapan, memperkuat koordinasi, dan menanamkan naluri penyelamatan diri.

Delapan kecamatan yang terlibat Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, Nanggalo, Padang Barat, Padang Selatan, Padang Timur, dan Padang Utara adalah kawasan yang masuk zona merah dalam kajian risiko bencana 2023. Total 55 kelurahan ikut serta.

Begitu sirene berbunyi, warga diarahkan untuk menyelamatkan diri dalam waktu 20–30 menit. Tak ada waktu untuk panik. Semua harus bergerak cepat, terarah, dan disiplin.

Simulasi ini bukan sekadar latihan. Ini pesan keras: bencana bisa datang kapan saja. Dan ketika itu terjadi, gedung wakil rakyat pun harus siap jadi tempat rakyat berlindung. Karena di hadapan alam, tak ada kasta. Semua sama-sama butuh selamat. (***)