PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN FISIKA DIMASA PANDEMI

oleh -319 Dilihat

Oleh: Pratiwi Ineke Anwar
(Mahasiswa Parcasarjan Pendidikan Fisika, UNP)

Adanya pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan di segala penjuru dunia. positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar SARS-CoV-2 di Indonesia. Sebagai tanggapan terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada tahun 2020.
Dampak di Dunia Pendidikan
Serangan Pandemik COVID-19 yang tak kunjung usai ini menyebabkan pengaruh cukup signifikan terhadap semua sektor termasuk sektor pendidikan. Berdasarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tersebut pemerintah daerah juga menerapkan kebijakan untuk meliburkan peserta didik dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online.
Mengacu pada Surat Edaran Kemendikbud Nomor 40 Tahun 2020 Tentang “Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)”, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengambil sejumlah kebijakan untuk menghadapi pandemi. Kebijakan tersebut di antaranya adalah penghapusan Ujian Nasional; perubahan sistem Ujian Sekolah; perubahan regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB); dan penetapan belajar dari rumah (pembelajaran daring). UNESCO dalam Distance learning strategies in response to COVID-19 school closures menyebut kesiapan belajar jarak jauh ditentukan oleh sejumlah faktor: ketersediaan teknologi (akses internet dan alatnya), konten materi, pedagogi penyampaian dan evaluasi. Faktor-faktor tersebut umumnya berada di wilayah tanggung jawab pendidik.
Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi. Sejak 16 Maret 2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima sekitar 213 pengaduan baik dari orang tua maupun peserta didik terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Kompas, 2020). Pengaduan tersebut berkaitan dengan: pertama, penugasan yang terlalu berat dengan waktu yang singkat. Kedua, banyak tugas merangkum dan menyalin dari buku. Ketiga, jam belajar masih kaku. Keempat, keterbatasan kuota untuk mengkuti pembelajaran daring. Dan kelima, sebagian peserta didik tidak mempunyai gawai pribadi sehingga kesulitan dalam mengikuti ujian daring.
Berdasarkan data survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada rentang waktu 5 – 8 Agustus 2020 terkait pendidikan online (daring) di masa pandemi Covid-19. Hasil survei tersebut menunjukkan, 92% peserta didik mengalami banyak masalah dalam mengikuti pembelajaran daring selama Pandemi Covid-19.Masalah tersebut diantaranya sebanyak 70% warga mengaku keberatan dalam hal pembiayaaan pembelajaran, sebanyak 24% diakibatkan keterbatasan perkenomian warga mengaku tidak mempunyai akses karena memiliki perangkat yang tidak mendukung, selebihnya terkait dengan permasalahan pemahaman teknologi.
Pada bulan agustus 2020 pihak kemendikbud melalui nadiem makariem pada Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI mengatakan bahwa pemerintah akan mengalokasikan dana sebesar Rp 8.9 T untuk subsidi kuota internet dan tunjangan profesi pendidik. Terkait digitalisasi sekolah, Nadiem menerangkan bahwa pihaknya akan mengupayakan digitalisasi sekolah pada 2021. Wacana ini dilakukan salah satunya untuk mengantisipasi pembelajaran secara digital seperti yang dilakukan selama pandemi. “(sebagai) Persiapan, semua sekolah mempunyai gawai, yaitu laptop untuk bisa mengerjakan baik PJJ atau digitalisasi sekolah untuk dapat pelatihan terbaik, kurikulum online, dan lain-lain,”
Adapun dampak positif pembelajaran daring diantaranya lebih praktis dan santai, penyampaian informasi lebih cepat karena menggunakan metode belajar yang variatif, serta pendidik maupun peserta didik memperoleh pengalaman baru terkait dunia digitalisasi. Akan tetapi, terdapat dampak negative dari proses pembelajaran ini diantaranya karena proses pembelajaran yang cenderung monoton yang memunculkan kejenuhan peserta didik saat belajar ditambah lagi minimnya pengawasan orang tua sehingga peserta didik saat menggunakan gadget cenderung banyak menghabiskan waktu dengan bermain game atau mengakses social media dibanding mengikuti proses pembelajaran. Kemudian dampak negatif lainnya rata-rata peserta didik tidak semangat untuk mengikuti pembelajaran daring dikarenakan fasilitas yang dimilikinya
Dapat kita simpulkan dari penjabaran diatas bahwa pembelajaran jarak jauh belum terlaksana secara efektif dan maksimal. Sebagai seorang pendidik alternatif solusi yang dapat ditempuh yaitu menggunakan media pembelajaran daring yang variatif hingga peserta didik tidak jenuh. Kemudian diupayakan menggunakan bahan ajar daring yang dapat memantau sekaligus mengontrol kegiatan peserta didik saat proses pembelajaran dan akan lebih baik apabila pada pembelajaran dan penilaian dengan melibatkan orang tua/wali murid bisa membantu mengawasinya dengan baik di rumah masing-masing. Kemudian hal yang dapat dilakukan orangtua dalam mendukung tercapainya pembelajaran secara efektif pada masa pandemi ialah membagi waktu antara bekerja dan menemani anak belajar agar dapat pengawasan secara optimal. Orangtua juga wajib dalam menambah wawasannya mengenai perkembangan teknologi. Diharapkan adanya kerjasama yang baik antara orang tua dan pendidik sebagai upaya agar tetap tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik meskipun dilaksanakan secara daring.Terakhir,solusi yang dapat dilakukan oleh pihak pemerintah ialah lebih mememaksimalkan lagi program sosialisasi pembelajaran jauh ini terutama dibagian daerah terpencil di Indonesia. Disamping itu, diharapkan pemerintah juga dapat memberikan fasilitas atau lisensi gratis dari berbagai macam aplikasi maupun media pembelajaran yang tersedia.

Geeschool alternatif terciptanya PJJ Fisika yang efektif dan efisien
Terlebih pada proses pembelajaran fisika pada umumnya materi disampaikan secara teori dan praktikum fisika yang biasanya membosankan bagi peserta didik. Hal tersebut membuat pendidik harus berusaha lebih dalam membantu menyampaikan materi fisika kepada peserta didik. Pendidik dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dalam membuat sebuah bahan ajar yang efektif serta efisien untuk digunakan. Salah satu aplikasi pembelajaran yang berkembang pada era saat ini adalah aplikasi geschool. Geschool merupakan sebuah linimasa atau media jejaring sosial yang di dalamnya memberikan fitur-fitur yang berkaitan dengan layanan pendidikan atau edukasi. Fitur keunggulan yang disediakan pada aplikasi ini adalah penerapan pembelajaran online yang lengkap dan relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun pendidik yang dikemas dalam fitur yang dinamakan (Gebook, Getop, Getrol dan Getube) fitur ini bisa dioperasikan dan diakses secara bebas serta tidak dikenakan payment sehingga memudahkan penggunanya untuk bisa memanfaatkan dan menggunakannya tanpa dikenakan batasan waktu dan dimanapun tempatnya. Serta pendidik juga dapat mencantumkan berbagai link praktikum virtual yang dapat dipantau secara langsung melalui geeschool tersebut.