UNAND, BNPB, dan Australia Bersiap Hadapi Megathrust: Ilmu, Data, dan Strategi

oleh -383 Dilihat
oleh

Padang, Kliksiar – Bencana bukan sekadar teori. Ia nyata, ia datang tanpa peringatan, dan saat tiba, manusia hanya bisa mengandalkan persiapan yang sudah mereka bangun. Universitas Andalas (UNAND) tahu itu. BNPB tahu itu. Bahkan Australia, yang berjarak ribuan kilometer, paham bahwa gempa megathrust bukan ancaman yang bisa diabaikan begitu saja.

Sejak menandatangani nota kesepahaman pada 26 Februari lalu, UNAND, BNPB, dan Kedutaan Besar Australia telah bergerak cepat. Pada 7 Mei 2025, mereka menggelar Kuliah Umum Kebencanaan di Convention Hall UNAND, menghadirkan Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., sebagai pengajar tamu.

Tidak sekadar kuliah. Ini adalah langkah konkret. Simon Flores, Counsellor Development Effectiveness and Humanitarian dari Kedutaan Besar Australia, menyerahkan dokumen kerja sama kepada Kepala BNPB, yang kemudian diserahkan kepada Rektor UNAND. Dalam dokumen itu tersimpan komitmen besar: menghadapi megathrust dengan ilmu, data, dan strategi.

UNAND tidak bermain-main dengan isu ini. Dari sekian banyak ancaman gempa di Indonesia, enam megathrust mengepung Sumatera, termasuk zona tumbukan Mentawai yang bisa mengguncang Sumatera Barat kapan saja. Studi mendalam akan dilakukan. Temuannya akan menjadi dasar pembuatan kebijakan, strategi mitigasi, dan sistem penanggulangan yang lebih kuat.

Jangan pernah menganggap gempa besar sebagai sesuatu yang jauh dari realitas. Ia bisa datang besok, bisa datang bulan depan. Persiapan adalah satu-satunya cara agar kita tidak hanya jadi korban, tetapi menjadi bagian dari solusi.

Melalui Program SIAP SIAGA kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Australia kerja sama ini tidak berhenti di penelitian. Hasilnya harus sampai ke para pembuat kebijakan, masyarakat, dan semua pihak yang berisiko terdampak. Diskusi, lokakarya, pengarahan strategi semua akan dilakukan agar kesiapsiagaan bencana bukan sekadar konsep, tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Bahkan dalam dunia akademik, UNAND tidak hanya berhenti pada studi. Mereka akan mendukung International Conference of Disaster Management (ICDM) tahun 2025 dengan tema “Bersiap untuk Megathrust”. Ini bukan sekadar konferensi, tapi panggung berbagi ilmu, pengalaman, dan strategi menghadapi ancaman yang tak bisa dianggap remeh.

Bencana tidak bisa dicegah, tapi dampaknya bisa dikurangi. UNAND, BNPB, dan Australia sudah menggerakkan roda solusi. Pertanyaannya, apakah kita siap menghadapi kenyataan bahwa megathrust bukan lagi sekadar isu akademik, melainkan ancaman nyata yang mengetuk pintu kita setiap hari?

(***)