Walikota Cup I: Pencak Silat Bukan Sekadar Tanding, Tapi Soal Jati Diri

oleh -302 Dilihat
oleh

Padang,Kliksiar– GOR Bulutangkis PT Semen Padang tak hanya menjadi arena tanding. Minggu, (24/8), tempat itu menjadi panggung bagi 580 pesilat dari berbagai penjuru Sumatera Barat untuk menunjukkan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, tapi warisan budaya yang hidup.

Kejuaraan Pencak Silat Walikota Cup I digelar selama empat hari, sejak 21 Agustus. Dari kategori dini usia hingga dewasa, para pesilat datang membawa semangat, bukan hanya untuk menang, tapi untuk menjaga tradisi. Tak hanya dari Kota Padang, peserta juga datang dari Pesisir Selatan, Solok, dan Padang Pariaman.

Ajang ini memperebutkan Trophy Bergilir Wali Kota Padang dan Trophy Juara Umum Ketua IPSI Kota Padang, Zulhardi Z Latif. Tapi lebih dari itu, ia menjadi ruang pembuktian bahwa silat masih punya tempat di hati generasi muda.

“Pencak silat bukan hanya olahraga, tapi juga jati diri orang Minang. Dengan adanya kompetisi Walikota Cup, anak-anak kita bisa mengasah prestasi, menjaga budaya, dan mempererat kebersamaan. Inilah semangat Padang Balomba, Kota Padang yang tumbuh melalui lomba, berdaya saing, namun tetap menjunjung nilai tradisi dan sportivitas,” ujar Wali Kota Padang, Fadly Amran.

Ia menegaskan bahwa Pemko Padang akan terus mendukung ajang serupa di cabang olahraga lain. Menurutnya, kompetisi bukan hanya soal medali, tapi soal ruang tumbuh yang sehat bagi anak-anak muda.

“Kita ingin Padang punya ruang-ruang kompetisi yang sehat. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, tapi bersama masyarakat, IPSI, dan semua pihak, kegiatan positif seperti ini akan terus kita perkuat,” tegasnya.

Ketua IPSI Kota Padang, Zulhardi Z Latif, menyambut baik dukungan tersebut. Ia menyebut kejuaraan ini sebagai wadah pembinaan, silaturahmi, dan pelestarian budaya.

“Kami berharap lahir atlet-atlet terbaik dari Padang yang bisa bersaing di tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. Apalagi kejuaraan ini sekaligus menjadi ajang seleksi untuk Kejuaraan Pencak Silat Asia di India pada September 2025 serta PON Beladiri di Kudus pada Oktober 2025. Dan tentu kami sangat berterima kasih atas dukungan penuh dari PT Semen Padang yang selalu mendorong terselenggaranya event pencak silat sebagai bela diri yang mencerminkan identitas budaya Indonesia,” ujar Zulhardi.

Dan hari itu, di tengah sorak penonton dan semangat para pesilat, Padang tak hanya merayakan kemenangan. Ia merayakan warisan. Ia merayakan jati diri. (Adv)