” CORONA DAN PARIWISATA SUMBAR “

oleh -219 Dilihat

Oleh: M Zuhrizul Chaniago

Penggiat Pariwisata Sumbar

HANYA  ada satu kata yang ampuh untuk saat sekarang ” SABAR ” ya Sabar… Tapi selalu ada keyakinan bahwa selalu ada Hikmah.

Itulah fakta kehidupan saat badai Coronavirus melanda dunia, semua sektor terusik, bahkan pariwisata Sumbar dan dunia saat pandemi pun mati suri.

Semua pelaku wisata 100% kena dampak langsung dari Pandemi covid19 , bahkan bukan di Sumbar dan Indonesia saja tapi seluruh dunia, beberapa negara yg menggantungkan hidupnya dari dunia Pariwisata seperti Singapore diprediksi IMF akan jalani masa-masa krisis 2 tahun kedepan dg PE di bawah 0 ( negatif) .

Nah bagaimana kita di Sumbar dan khususnya daerah-daerah yang memiliki destinasi wisata bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa dengan arus kunjungan manusia baik untuk tujuan wisata maupun wisatawan rantau yang pulang kampung ekonomi akan bergerak, restourant/hotel ada tamu, mereka butuh bahan makanan dari pasar, pasar pun bergerak,

Hari ini restourant/hotel tutup, biro travel kehilangan tamu, bus wisata tidak jalan, sopir, crew, tour leader dan guide menganggur, penjual makanan, kerajinan, tukang foto bahkan parkiran kehilangan pemasukan ditambah lagi dengan karyawan/staf hotel resto yg biasa membelanjakan gaji dengan normal, hari ini mulai menghitung untuk efisiensi ke depan yang belum adanya kepastian kapan berakhir

Ada 3 PERIODE waktu akan kita lalui dalam manajemen krisis ke depan :

1. OPTIMIS : ( MEI – JULI)
menurut pemerintah Juni wabah ini akan berakhir , artinya kita akan lewati libur lebaran tampa bisa mengais rezki seperti tahun2 lalu dan kita para PELAKU WISATA mulai menghitung hitung kemampuan keuangan kita hingga pertengahan juni ( 2 bulan kedepan) artinya kalau hari ini tabungan masih ada 6 juta kita memastikan biaya 6 juta cukup untuk hingga akhir juni dengan kencangkan ikat pinggang membeli apa2 yg betul2 diperlukan untuk menyambung hidup dan beban wajib yg harus di bayar seperti listrik, air, pulsa dll.

2. MODERAT ( MEI – DESEMBER)
andai wabah ini makin meluas dan adanya interval waktu bagi wisatawan untuk menahan diri tidak bepergian selama 3 bulan dg adanya kekhawatiran maka priode ini akan menjadi priode acuan dalam manajemen krisis yg harus di jalani para pelaku wisata. Ada 8 bulan waktu kita untuk jalani masa masa sulit, TIDAK SEMUA pelaku usaha yg mampu untuk bertahan di priode hingga deaember, walau sebenarnya orang minang sangat kuat dg kekerabatan saling support antara adik kakak, keluarga sa rumah gadang, keluarga sapayuang dan sasuku namun kita pelaku wisata di masa ini sudah harus mulai2 cari usaha alternatif seperti jualan kuliner Online , jual beras online, bahan pokok, intinya perdagangan yg masih beredar hanya untuk pemenuhan makan sehari hari masyarakat , yg lain tidak akan laku. Jadi di priode ini kita sudah harus memikirkan pemasukan alternatif apapun dan mencari siapa kira2 yg bisa meminjamkan uang dan dia percaya dg kita akan kembalikan di masa normal nanti

3. PESIMIS ( MEI – MARET 2021 )
INI Priode Yg kita berdoa tidak terjadi, namun sebagai pelaku usaha di bidang wisata kita tetap harus mempersiapkan diri menghadapi ” Worst case Scenario ” masa kondisi terburuk, sama dg priode moderat kita sudah harus fikirkan pemasukan alternatif dan mendaftarkan diri ikut dg program program ketahanan sosial dari pemerintah untuk mendapatkan program2 seperti pra kerja, sembako dan BLT,

Nah kita akan melewati masa2 berat sebab setelah pandemi ini usai Secara Psikologys tidak serta merta warga dunia dan lokal akan langsung melakukan perjalanan, secara ekonomi dan kesiapan mental pastilah para traveler akan persiapkan diri dan mental dulu sebelum melakuan perjalanan, sebab secara psikologys isu-isu, opini, hoax, berita2 TV akan mempengaruhi orang untuk lakukan perjalanan disamping secara ekonomi pun krisis mempengaruhi spending moneyorang untuk lakukan perjalanan, NAMUN kondisi pahit ini akan kita lewati dan berbuah manis sebab kejenuhan orang di masa wabah akan membuat siapapun ingin keluar untuk refresh dan bisa dalam waktu yg panjang.. Saatmya hari ini kita bangun jaringan, berbenah, fikirkan apa2 kira2 yg akan laris nantinya untuk wisatawan sembari berdoa tentunya kepada yg maha pemberi Rezki.. Akhir kata mari kita mendoakan agar wabah ko berakhir dan kawan2 pelaku wisata tetap selalu sabar dan terus bersemangat untuk menanti masa masa bangkitmya pariwisata pasca covid19 ini.. aminnn (analisa)