Padang, — Calon Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) nomor urut 2, Ekos Albar bersilahturahmi bersama warga RT 03 RW 08, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sabtu (12/10/2024).
Mantan Wakil Wali Kota Padang ini disambut ratusan emak-emak di kawasan tersebut. Dia pun diarak dengan diiringi kesenian kasidah rebana. Sambil berjalan menuju lokasi kampanye, Ekos menyapa warga.
Antusiasme warga begitu terlihat, karena ingin perubahan untuk Sumbar. Harapan besar tertuang kepada Ekos yang berpasangan dengan Calon Gubernur Sumbar, Epyardi Asda.
Di hadapan ratusan emak-emak tersebut, Ekos sangat bangga dengan semangat warga tersebut. Dia sangat senang bisa berkumpul dan bersilahturahmi pada kesempatan itu.
“Harusnya silahturahmi ini sudah tahun-tahun sebelumnya, ketika menjabat Wakil Wali Kota Padang. Tapi baru berkesempatan hari ini, itulah namanya pertemuan rahasia Allah,” kata Ekos.
Putra daerah asal Parambahan, Batusangkar ini lalu bercerita bagaimana proses panjang yang dilaluinya hingga sampai menjadi Calon Wakil Gubernur Sumbar. Dia mengungkapkan sempat menolak sebanyak tiga kali.
Namun, kata Ekos, karena dorongan banyak pihak dan keprihatinan keadaan Sumbar yang selalu tertinggal dengan provinsi lain, akhirnya memutuskan untuk maju mendampingi Epyardi Asda.
“Setelah menjadi wakil wali kota dan menyelesaikan jabatan. Lalu mencoba berpikir menjadi wali kota. Bersosialisasi, tapi setelah dilihat semua kita ini bertarung bersaudara. Apalagi saya harus bertarung dengan kakanda Bapak Maigus Nasir. Lalu Fadly Amran sama-sama orang Batusangkar,” ungkapnya.
“Kalau semakin banyak calon, tentu perubahan tidak terjadi di Kota Padang. Karena saya berpikir untuk kepentingan bersama dan Kota Padang, saya mengundurkan diri pencalonan sebagai wali kota. Walaupun pada saat itu banyak yang protes,” sambungnya.
Bagi Ekos, berpolitik bukan untuk kepentingan sendiri. Dia menegaskan seseorang yang berpolitik harus bisa melihat serta membandingkan manfaat dan mudarat.
“Mana yang lebih bermanfaat. Saya beristikharah, izin kepada orang tua, keluarga, akhirnya memantapkan diri untuk maju sebagai calon wakil gubernur. Itu prosesnya. Karena apa? Karena ada desakan semua kita perlu perubahan,” jelasnya.
Ekos mengungkapkan, selama ini Sumbar minim lompatan kemajuan. Sehingga selalu menjadi provinsi tertinggal, terutama dalam segi insfratruktur jalan.
“Kita baca berita media di Indonesia, seluruh provinsi di sumatera merayakan peresmian jalan tol, kecuali Sumbar. Nah, kecuali ini menjadi pukulan sekali bagi kita semua,” imbuhnya.
“Ternyata halangan ada di pembebasan lahan. Pembebasan lahan itu memang betul-betul adalah fungsi dan tugas dari pemerintah daerah. Rasanya tidak ada yang menjadi alasan bahwa kita terhalang oleh tanah. Itu salah contoh,” tambahnya.
Tak hanya soal jalan tol, lanjutnya, masalah jalan provinsi juga sangat kurang perhatian. Banyak jalan status kewenangan ada di pemerintah provinsi rusak parah.
“Saya rasa untuk memperbaiki jalan tidak perlu ilmu yang tinggi-tinggi. Anggarannya ada, ilmunya juga tidak tinggi-tinggi. Jadi kenapa bisa begitu?,” sesalnya.
Maka itu, Ekos kembali menegaskan, bahwa dirinya bersama Epyardi Asda jika diberikan amanah oleh rakyat tidak akan menjadi pemimpin untuk kelompok tertentu.
“Kalau kami terpilih, kami akan menjadi gubernur dan wakil gubernur untuk masyarakat Sumbar. Bukan untuk kepentingan kelompok tertentu,” tegasnya. (Rilis)