PADANG PARIAMAN— Di tengah tuntutan layanan publik yang makin tinggi, Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mengambil langkah berani: menyesuaikan tarif parkir. Bukan sekadar angka, tapi bagian dari transformasi layanan yang lebih tertib, aman, dan ramah pengguna.
Langkah ini bukan tiba-tiba. Hasil survei bersama Forum Konsumen Berdaya Indonesia dan Pemerintah Daerah Padang Pariaman menunjukkan bahwa tarif parkir sebelumnya tergolong rendah, tak sebanding dengan kualitas fasilitas yang sudah meningkat. Maka, penyesuaian pun dilakukan terukur, bertahap, dan dengan satu tujuan: kenyamanan pelanggan.
General Manager BIM, *Dony Subardono*, tak ingin area parkir hanya jadi tempat singgah kendaraan. Baginya, itu adalah wajah pertama bandara. Dan wajah pertama harus rapi, terang, dan aman.
“Kami memahami area parkir adalah titik awal interaksi pengguna jasa. Karena itu, kami berupaya menciptakan sistem yang tertib dan efisien,” ujar Dony, Senin (20/10/2025).
Tak hanya soal tarif, BIM juga memperbaiki penerangan, rambu petunjuk, dan sistem keamanan. Semua dilakukan dengan satu prinsip: pelayanan harus naik kelas, tapi tetap berpijak pada kemampuan masyarakat.
Berikut rincian tarif baru:
– *Roda empat:* Rp9.000 untuk satu jam pertama, Rp5.000 untuk jam berikutnya
– *Roda dua:* Rp5.000 di jam pertama, tambahan Rp2.000 per jam
– *Parkir inap roda empat:* Rp50.000 untuk enam jam pertama
Kenaikan tarif berkisar 20–35 persen. Tapi Dony menegaskan, ini bukan soal angka. Ini soal investasi pelayanan, agar manfaatnya kembali ke masyarakat.
“Ini bukan untuk memberatkan. Ini untuk memperbaiki,” tegasnya.
PT Angkasa Pura Indonesia berkomitmen menjadikan BIM sebagai bandara yang tak hanya melayani, tapi juga membangun. Penyesuaian tarif parkir ini diharapkan menjadi langkah kecil menuju perubahan besar: bandara yang modern, efisien, dan menjadi kebanggaan Padang Pariaman. (***)






