Padang,kliksiar– Sejarah tidak boleh hanya tersimpan di buku. Ia harus dilihat, dirasakan, dipahami. Itu sebabnya Pemerintah Kota Padang menggulirkan Program Jelajah Padang, mengajak siswa SD hingga SMP mengenal sejarah kotanya secara langsung.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang punya target besar. Seribu pengunjung dalam 100 hari pertama program kerja Wali Kota Fadly Amran dan Wakil Wali Kota Maigus Nasir. Mereka ingin anak-anak Kota Padang tidak hanya tahu nama tokoh atau gedung bersejarah, tetapi juga memahami peristiwa yang membentuk kota ini.
Kepala Bidang Kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang, Elvi, memastikan program ini berjalan maksimal.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadwalkan kunjungan bagi siswa. Kami ingin museum dan galeri arsip statis ini benar-benar hidup,” katanya.
Museum ini bukan sekadar tempat menyimpan barang lama. Di sini, anak-anak melihat sendiri bagaimana sejarah Padang berkembang. Dari daftar wali kota dari masa ke masa, peristiwa gempa, masa pandemi Covid-19, hingga berbagai kejadian penting lain yang membentuk wajah kota ini.
“Mereka bisa belajar melestarikan memori bangsa, menyegarkan pikiran, serta menonton video pembelajaran tentang tokoh dan peninggalan sejarah Kota Padang. Harapannya, tumbuh kecintaan terhadap kota mereka sendiri,” ujar Elvi.
Tidak hanya koleksi fisik seperti staatblad, peta wilayah, dan dokumentasi audio visual, museum ini kini sudah mencatat lebih dari seribu pengunjung.
“Pengunjung tidak hanya dari Kota Padang, tetapi juga dari luar daerah dan wisatawan mancanegara. Kami ingin mahasiswa juga memanfaatkan kunjungan ini untuk penelitian dan memberi masukan,” tambahnya.
Fauzan, guru SMPN 28 Padang, menilai program ini penting agar siswa tidak kehilangan akar sejarahnya.
“Anak-anak harus memahami bagaimana perjalanan kotanya terbentuk. Dari sana, mereka bisa mengambil nilai positif dari perjuangan para tokoh,” katanya.
Insanul Adli, siswa SMPN 28 Padang, mengaku baru kali ini melihat sejarah kotanya dari perspektif yang lebih dekat.
“Semoga kunjungan ini membuat kami lebih mencintai sejarah Kota Padang,” ujarnya.
Jelajah Padang bukan sekadar wisata edukasi. Ini adalah cara membangun identitas, memastikan generasi muda tidak hanya mengenal kotanya dari cerita, tetapi juga dari fakta yang tersimpan dalam museum dan arsip. (***)