Menghidupkan Tradisi: Prosesi Maanta Syaraik ka Guru di Kapalo Koto

oleh -54 Dilihat
oleh

Tanah Datar – Tanah Minang adalah ranah ilmu, termasuk ilmu olah kanuragan, di mana silek (silat) merupakan tradisi anak Minang yang tak akan punah diterjang zaman.

Silek sebagai sebuah tradisi tidak hanya melibatkan latihan fisik, tetapi juga prosesi dari mendaftar hingga tamat belajar silat. “Insyaallah medan bapaneh Maha Karya Kapalo Koto, jorong Gurun, Luhak Nan Tuo akan melakukan prosesi penyerahan syarat baraja (belajar) ka guru silek,” ujar Febby Dt Bangso, Minggu (26 Januari 2025) di Kapalo Koto.

Febby Dt Bangso menjelaskan bahwa dalam belajar silek tuo (silat tua) ada tradisi penyerahan syarat baraja ka guru yang harus dilakukan agar ilmu yang didapat bermanfaat dan berkah.

“Adapun syarat yang akan diserahkan kepada guru itu yakni, siriah langkok, kain putih, pisau, bareh. Untuk empat syarat ini diminta kepada murid untuk menyediakannya. Sementara uang, ayam jantan biriang, dan limau kuku harimau disediakan oleh Medan Bapaneh Maha Karya dengan syarat mamak dari murid harus hadir saat penyerahan syarat, karena tradisi dahulu ini merupakan tanggung jawab mamak mencarikan guru untuk kamanakan baraja silek atau baraja mengaji,” jelas Febby.

Datuk Febby berharap kegiatan ini tidak hanya sebagai prosesi tradisi belaka tetapi juga ada pesan moral yang mungkin belakangan ini terabaikan.

“Orang tua murid juga akan masak bersama-sama untuk makan guru bersama para mamak dan undangan,” tambahnya.

Febby Dt Bangso lebih lanjut menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan secara rutin ini adalah setiap hari Minggu belajar musik dan tari, Senin belajar silat tuo, dan Rabu belajar panitahan atau pasambahan. Kegiatan kelas 2025 ini diberikan secara gratis kepada anak-anak yang ingin belajar. “Kita siapkan fasilitasnya karena kita memahami Luhak Nan Tuo, Tanah Datar sebagai kota budaya memiliki tanggung jawab moral yang lebih. Melalui Gerakan #jagoluhaknantuo, sato sakaki, kita harapkan menjadi gerakan partisipasi masyarakat bersama tokoh masyarakat baik di ranah maupun di rantau. Kita juga ingin menguatkan posisi Luhak Nan Tuo sebagai jantung Minangkabau dan pusat pengembangan budaya Melayu di Asia,” ujar Dt Febby.

Menguatkan tradisi dan memberikan pengalaman, Febby Dt Bangso berharap kegiatan ini akan menjadi kreativitas anak nagari dalam upaya melestarikan adat dan budaya.

“Kegiatan ini akan dihadiri langsung oleh guru gadang silek harimau Edwel Dt Rajo Gampo Alam dan dimeriahkan dengan gelaran saluang klasik yang syarat pesan dan makna,” ujar Dt Bangso. (***)