*MENTAWAI* – Warga Pelabuhan Maileppet, Siberut Selatan, dikejutkan oleh penyaluran 84 ton BBM bersubsidi yang dilakukan oleh oknum Pegawai Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Muara Siberut, Minggu (6/4). Keheranan muncul terkait asal-usul pengusaha penyalur BBM subsidi tersebut, yang ternyata berasal dari lingkup ASN pelabuhan.
Menurut informasi, penyaluran ini diperintahkan langsung oleh Pertamina Teluk Kabung untuk mencegah kelangkaan BBM subsidi di wilayah Siberut. Namun, dari jumlah yang didistribusikan, hanya 2 ton yang sampai ke masyarakat dengan harga Rp10.000 per liter. Sebagian lainnya dijual oleh agen dan pengecer dengan harga lebih tinggi, hingga diduga mencapai resort dan tempat wisata.
“Jika 84 ton itu benar-benar dibagi habis kepada agen dan pengecer, maka distribusi BBM subsidi akan jauh lebih merata, dan harga tidak terlalu berbeda dengan di Padang,” ujar salah satu warga, Adi.
Khadafi Azwar, pengusaha migas Sumbar, mempertanyakan adanya peran ASN pelabuhan dalam penyaluran BBM subsidi. “Sejak kapan ASN jadi pengusaha penyalur BBM? Pertamina harus memberikan penjelasan soal ini,” tegas Khadafi.
Para nelayan dan pelaku usaha kecil yang bergantung pada BBM subsidi berharap distribusi dilakukan secara transparan agar kebutuhan mereka terpenuhi. Polemik ini menjadi sorotan masyarakat setempat, yang mendesak adanya solusi konkret terhadap permasalahan distribusi BBM bersubsidi. (***)