*PADANG* – Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Sumatera Barat kembali dirundung duka mendalam atas kepergian Muhammad Bayu Vesky, seorang tokoh muda penuh dedikasi, idealis, dan pekerja keras. Bayu mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (22/3) pukul 17.00 WIB di RSUD Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota, setelah berjuang melawan kanker paru-paru yang menggerogoti tubuhnya.
Kepergiannya meninggalkan luka mendalam tidak hanya bagi keluarga tercinta, tetapi juga bagi dunia pers, masyarakat, dan sahabat-sahabat yang mengenalnya. Bayu, yang selama ini mengemban tugas sebagai Koordinator Daerah Harian Singgalang untuk wilayah Limapuluh Kota, adalah sosok inspiratif yang kiprahnya begitu besar di berbagai bidang.
*Duka yang Bertubi-tubi*
Bayu Vesky berpulang hanya dua minggu setelah kepergian ayahnya, Don Veski Dt. Tan Marajo, yang wafat pada 8 Maret lalu. Kehilangan beruntun ini menjadi pukulan berat bagi keluarga besarnya. Namun, masyarakat dan sahabatnya yakin bahwa kisah hidup dan perjuangan Bayu akan terus dikenang.
“Situjuah kehilangan putra terbaiknya. Bayu Vesky wafat Sabtu sore. Mohon maafkan jika ada salah selama pergaulan almarhum,” ungkap Benni Okva, anggota DPRD Limapuluh Kota, yang merupakan rekan sekaligus tetangga almarhum.
*Perjalanan Hidup yang Menginspirasi*
Pria kelahiran 27 Oktober 1988 ini dikenal luas sebagai pribadi yang penuh semangat dan berjiwa sosial. Selain aktif sebagai wartawan, Bayu juga seorang pengusaha muda dan aktivis yang tak kenal lelah memperjuangkan kepentingan masyarakat. Beberapa peran strategis yang pernah dijalankannya, termasuk sebagai Ketua Bamus Nagari Tungkar, Situjuah Limo Nagari, periode 2018-2021, serta Komisaris Mandalika Grand Prix Association, membuktikan dedikasinya terhadap pembangunan daerah dan bangsa.
Almarhum selalu menekankan pentingnya bekerja untuk masyarakat dan menjadikan setiap langkahnya berarti. Kepribadian Bayu yang mudah bergaul dan jaringan luas hingga ke tingkat nasional, membuatnya dicintai banyak orang dari berbagai kalangan.
*Peninggalan yang Tak Tergantikan*
Bayu Vesky meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang kini harus melanjutkan hidup tanpa sosok ayah yang menjadi inspirasi mereka. Rumah duka almarhum berada di Jorong Sawah Lowe, Situjuah Tungkar, Kabupaten Limapuluh Kota.
“Al-Qur’an mengajarkan kita bahwa kepergian seseorang bukanlah akhir. Kita hanya ditinggalkan jasadnya, tetapi semangat dan perjuangannya tetap hidup di hati kita,” kata salah seorang sahabat Bayu dengan nada penuh haru.
*Kenangan yang Kekal*
Keberadaan almarhum di tengah masyarakat Luak Nan Bungsu akan terus dikenang. Sosok Bayu Vesky tidak hanya dikenal karena kiprahnya, tetapi juga karena kehangatan dan jiwa besarnya. Kepergian Bayu adalah kehilangan besar bagi banyak pihak, namun jejak langkahnya akan terus menjadi teladan.
Selamat jalan, Bayu Vesky. Semoga engkau tenang di sisi-Nya. Doa kami selalu menyertaimu, dan perjuanganmu akan terus hidup dalam kenangan. *Situjuah telah kehilangan salah satu putra terbaiknya, dan Sumatera Barat akan merindukan sosok berhati besar seperti dirimu. (Grp)