*Oleh:*
*Adrian Tuswandi*
*Ketua Jaringan Pemred Sumbar*
Tawuran remaja masih terjadi. Terus menarik perhatian semua mata saat membaca berita di media maupun informasi di media sosial (medsos).
Kejadian ini terus berulang. Banyak cerita iba yang muncul akibat dampak dari tawuran. Diamkah aparat maupun pemerintah kota? Ternyata tidak.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, begitu memulai tugas di Ranah Minang, langsung bersuara lantang. Sumbar, termasuk Kota Padang, harus bebas dari tawuran dan balap liar.
Bahkan, banner dukungan atas ketegasan Pak Kapolda bermunculan dari berbagai tokoh publik di Padang khususnya, dan di Sumbar umumnya.
Jenderal bintang dua ini pun meningkatkan patroli malam melalui Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD), menyasar lokasi rawan tawuran dan balap liar.
Selain itu, Kapolda juga merangkul para pelajar melalui program Siswa Sahabat Kapolda. Para siswa ini mengampanyekan kepada teman-temannya untuk tidak terlibat tawuran.
Kapolda juga memasifkan Gerakan Subuh Berjamaah. Upaya ini bertujuan untuk mendekatkan kepolisian dengan masyarakat, sehingga tawuran dan balap liar dapat ditekan.
Seminggu yang lalu, di suasana Ramadan, tawuran pecah di Simpang Haru, Padang. Remaja-remaja yang terlibat diamankan oleh tim cepat pihak kepolisian.
Semua pelaku diangkut dengan mobil polisi dari Polresta Padang ke Polda Sumbar. Bahkan, kabarnya orang tua pelaku pun ikut naik mobil patroli kepolisian.
“Ang buek juo lai, malu mande nak oii, naik oto polisi ko a,” (Kami buat juga lagi. Malu Ibu nak, naik mobil polisi ini). Mungkin itu ucapan seorang ibu kepada anaknya saat diangkut ke Mapolda Sumbar.
Kota Padang memang memiliki sejarah panjang terkait perilaku tawuran. Dulu, pelaku tawuran adalah mahasiswa. Namun kini, tawuran dilakukan oleh remaja dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis, remaja broken home, hingga putus sekolah.
Perilaku berkelompok ini seperti memiliki pusat komando yang menggerakkan aksi tawuran. Korban sudah berjatuhan, ada yang meninggal dunia, dan ada juga yang cacat akibat tawuran tersebut.
Wali Kota Padang, Fadly Amran, saat kampanye juga meneriakkan program unggulannya, yaitu Padang Juara dan Dubalang Kota.
Tentu banyak warga pecinta kenyamanan yang berharap 100 hari pertama Fadly sebagai Wali Kota Padang dapat meminimalisasi kejadian tawuran di Kota Padang tercinta ini.
Dubalang Kota Padang mungkin bisa menjadi solusi pendekatan kultural berbasis kelurahan untuk meredam aksi tawuran. Namun, bagaimana realisasi atas _Dubalang Kota_ yang akan menjadi garda terdepan Padang sebagai kota yang aman, nyaman, dan tentram itu?
Pirantinya memang sudah ada. Namun, mungkin belum terlaksana karena terkendala regulasi dan dukungan anggaran.
Sementara itu, lewat kebijakan cepat, Wali Kota membentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan yang terdiri dari berbagai aparatur lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan komando operasinya di bawah Satpol PP Kota Padang.
Selain itu, Fadly harus duduk berkoordinasi dengan Polri dan TNI di Padang untuk berkolaborasi dan bersinergi menekan tawuran atau kejahatan sosial lainnya di Padang.
Menjadikan Padang sebagai kota ternyaman adalah pekerjaan rumah (PR) yang berat bagi duet pimpinan Padang, Fadly-Maigus, serta para pemangku kepentingan lainnya.
Antisipasi dini terhadap tawuran, selain menyerahkan pengawasan kepada orang tua, juga harus melihat modus tawuran belakangan ini. Piranti _cyber security_ harus difungsikan.
Silakan alat teknologi informasi bekerja untuk menangkal terjadinya tawuran. Pasalnya, dari penggalian yang dilakukan banyak pihak, pesan di grup WhatsApp sering menjadi titik informasi tawuran—kapan dan di mana akan terjadi. Pesan-pesan ini bisa saja menggunakan sandi, dan tentu pihak analisis siber dapat mendeteksi pola dari kejadian tawuran sebelumnya.
Saya, bersama banyak pecinta kota yang nyaman dan aman, sangat berharap Kapolda, Wali Kota, serta Kapolresta dapat mengentaskan tawuran di Kota Padang ini. Bagaimana pola penanganannya?
Publik ingin melihat Padang tanpa tawuran dan menjadi kota percontohan nasional dalam memberantas tawuran, berkat kolaborasi Kapolda Hebat dan Wali Kota Hebat.
Artikel ini telah tayang di Harian Rakyat Sumbar, Kolom ‘Tungganai’, Jumat, 14 Februari 2025 (opini/analisa).