Ekos Albar Ceritakan Sukses Lobi Pemerintah Jerman: Berhasil Buka Peluang Kerja Bergaji Rp 42 Juta/Bulan

oleh -123 Dilihat

Agam, — Calon Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) nomor urut 2, Ekos Albar menghadiri peringatan Maulid Nabi bersama ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai di Jorong Padang Kudo, Nagari Batagak, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Minggu (13/10/2024).

Pada kesempatan itu, para pemuka adat dan agama di nagari itu pun memanfaatkan pertemuan dengan Ekos untuk curhat. Mereka mengeluhkan bagaimana kondisi Sumbar dan berharap adanya perubahan untuk lima tahun ke depan.

Salah satu curhatan yang diutarakan para ninik mamak adalah pengangguran yang banyak dan sulitnya anak-kemanakan untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, begitu banyak lulusan terbaik para generasi muda.

Di hadapan ninik mamak itu, Ekos tidak ingin mengungkit apa yang sudah terjadi di Sumbar. Karena para ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai adalah orang yang hebat yang pasti memahami bagaimana kondisi Sumbar saat ini.

“Sehingga kami berpendapat, membuat visi misi judulnya membangkik batang tarandam dan menjadikan Sumbar jadi provinsi terbaik di Sumatera. Itu yang akan menjadi jargon politik kami, itu yang akan menjadi tujuan dan arah kiblat pemerintahan Epyardi-Ekos sebagai gubernur dan wakil gubernur,” ungkapnya.

Menurut Ekos, apabila mengulas mambangkik batang tarandam di Sumbar akan panjang. Dia menyakini para pemuka adat dan agama tentunya sangat memahami hal ini.

Ekos pun menceritakan bagaimana program yang pernah dilaksanakan terkait peluang kerja ke luar negeri. Program ini dilakukan ketika menjabat sebagai Wakil Wali Kota Padang.

“Karena dengan kecepatan tamat (sekolah) anak dan kemanakan kita kalau ditampung oleh Sumbar rasanya tidak lagi keseimbangan. Kita selalu berpikir bahwasanya di Sumbar ini begitu anak tamat kuliah paling ideal menjadi PNS atau Polisi atau TNI, kira-kira begitu pemikiran. Sementara itu dari tes sekitar 20 ribu yang diterima 20 orang. Tentunya tidak seimbang,” bebernya.

Ekos mengungkapkan pada Oktober 2023 saat menjabat Wakil Wali Kota Padang dirinya diundang NGO dari Jerman. Undangan itu dimanfaatkannya untuk bertemu duta besar dan beberapa NGO untuk membahas masalah pekerjaan.

“Saya meminta supaya Pemerintah Jerman membuka peluang pekerjaan untuk lulusan dari Sumbar. Tapi, saya garis bawahi. Pertama, saya tidak mau Sumbar mengirimkan tenaga kerja yang akan menjadi pembantu rumah tangga,” tegas Ekos ketika itu.

“Ini saya tidak mau. Karena apa? Karena Sumbar adalah simbol orang pintar. Ini harga diri,” tambah putra asli daerah Parambahan, Lima Kaum, Tanah Datar ini.

Ekos juga meminta persetujuan kerja sama peluang pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pemerintah ke pemerintah, bukan lembaga swasta atau biro tenaga kerja.

“Karena kita sama tahu mendengar berita banyak sekali hal-hal yang negatif dan tidak bertanggungjawab setelah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri,” ujarnya.

Dengan upaya lobi Ekos, akhirnya disepakati pada waktu itu dibuka peluang untuk Kota Padang untuk mengirimkan tenaga kerja, khususnya tenaga medis lulusan D3.

“Saya pertanyakan, D3 itu kalau di Jerman gajinya berapa? Di Jerman D3 itu ternyata untuk tenaga medis gajinya 2.500 euro atau lebih kurang Rp 42 juta. Nah, gaji Rp 42 juta di Jerman ternyata pajak cukup besar sekitar lebih kurang 32 persen. Jadi lebih kurang anak-anak kita menerima gaji Rp 30 juta,” imbuhnya.

Dari Rp 30 juta itu, lanjut Ekos, dibagi untuk biaya hidup. Diketahui, di Jerman biaya hidup yang layak lebih kurang untuk satu orang Rp 15 juta.

“Jadi anak kita bisa menabung Rp 15 juta. Nah, bagi saya ini menarik. Tanda tangan, dibantu duta besar. Sampai di Padang saya kumpulkan sekolah tinggi yang ada ilmu perawatan. Kami rapat langsung dengan konsulat Jenderal di Berlin, Jerman,” ujar dia.

Ekos menyebutkan program ini serius dilaksanakannya, bukan sebagai bentuk pencitraan. Dia juga melibatkan kementerian tenaga kerja serta badan terkait yang berhubungan dengan ketenagakerjaan.

“Beliau-beliau hadir rapat, dan alhamdulilah bersepakat untuk mensosialisasikan di perguruan tinggi yang bergerak di ilmu keperawatan dalam rangka menyaring calon tenaga kerja yang akan dikirim,” ucap Ekos.

Dia setelah disetujui ternyata program ini tidak gampang. Banyak orang tua yang khawatir, apalagi perawat banyak perempuan. Kontrak kerja pun selama tiga tahun.

Namun, Ekos berupaya menyakini kepada orang tua. Dia menekankan bahwa anak yang bekerja ke luar negeri tidak sekadar bekerja, namun juga bisa menambah ilmu.

“Pada waktu itu, saya sampaikan ke orang tua, bapak ibuk kontrak 3 tahun. Kalau saya sebagai orang tua, memang berat melepas anak perempuan, tapi ada pertimbangan lain, tiga tahun bekerja, sebulan anak kita bisa menabung Rp 15 juta,” katanya.

“Kalau yang dikirim itu adalah tenaga D3, jangan berpikir anak kita itu pergi kerja, tapi pergi untuk menambah ilmu pengetahuan. Jadi anak kita bekerja menambah ilmu pulang bawa uang. Sehingga anak kita yang tadi awalnya D3 bisa jadi S1, S2 dan masuk kembali ke Indonesia menjadi tenaga skill yang akan bernilai tinggi,” sambungnya.

Program tersebut berjalan, namun jabatan Ekos sebagai Wakil Wali Kota Padang berakhir. Dia menegaskan, program dan upaya lobinya ke Pemerintah Jerman akan kembali dilakukan.

Ekos menegaskan, ia bersama calon gubernur, Epyardi Asda jika diberikan amanah, program ini akan dilanjutkan kembali untuk tingkat provinsi. Sehingga, menjadi solusi sulitnya anak-kemanakan untuk mencari kerja.

“Kalau saya menjadi wakil gubernur, ini nomor satu akan saya laksanakan, prioritasnya lagi adalah Sumbar,” pungkasnya. (Adh)