LKAAM Serukan Mahasiswa: Demonstrasi Bukan Warisan Minangkabau, Kembalilah ke Budaya Musyawarah

oleh -52 Dilihat
oleh

Padang – Di tengah gelombang demonstrasi mahasiswa yang berlangsung di depan Mapolda Sumbar pada Senin, 21 April 2025, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) menegaskan bahwa budaya Minangkabau tak pernah menjadikan aksi jalanan sebagai cara utama dalam menyampaikan aspirasi. Ketua Umum LKAAM, *Fauzi Bahar Datuak Nan Sati* , mengajak mahasiswa untuk kembali pada akar tradisi Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai musyawarah dan mufakat.

Dalam pernyataannya, Fauzi Bahar menyayangkan sikap mahasiswa yang menolak ajakan dialog dari pihak kepolisian, padahal dalam adat Minangkabau, penyelesaian setiap masalah selalu berlandaskan kebijaksanaan.

“Minangkabau itu tidak mengenal cara yang kasar dalam menyampaikan pendapat. Kita dibesarkan dalam falsafah Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah—dimana segala persoalan diselesaikan dengan kepala dingin dan musyawarah. Jangan biarkan marwah kita tercemar oleh tindakan yang mengabaikan adat,” ujarnya, Kamis, 24 April 2025.

 

Musyawarah, Bukan Demonstrasi, adalah Jalan Penyelesaian 

LKAAM membuka diri bagi para mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya dengan cara yang lebih santun dan beradab. Fauzi Bahar menegaskan bahwa warisan nenek moyang Minangkabau bukanlah demonstrasi di jalanan, melainkan kebijaksanaan dalam berdialog dengan pemimpin.

“Kita memiliki tradisi diplomasi yang telah terbukti sejak lama. Jika ada keresahan, mari duduk bersama, sampaikan dengan kepala dingin, bukan dengan aksi yang membuat gaduh dan merusak kehormatan kita sebagai orang Minang,” serunya.

Lebih dari sekadar imbauan, LKAAM juga menawarkan diri sebagai mediator antara mahasiswa, pihak kepolisian, dan pemerintah, agar aspirasi yang disampaikan benar-benar sampai kepada mereka yang berwenang tanpa perlu turun ke jalan dan membiarkan emosi mengendalikan keadaan.

 

Narkoba, Ancaman yang Harus Dijauhi Generasi Muda

Di tengah seruannya mengenai pentingnya kembali ke jalur musyawarah, Fauzi Bahar juga menyinggung temuan yang mengkhawatirkan seorang demonstran terindikasi positif menggunakan narkoba jenis ganja. Baginya, ini adalah peringatan keras bagi generasi muda agar lebih bijak dalam pergaulan.

“Mahasiswa adalah harapan bangsa. Jangan biarkan narkoba merusak masa depan yang seharusnya kalian bangun dengan kecerdasan dan keadaban. Pemimpin sejati bukanlah mereka yang dikuasai oleh zat berbahaya, tetapi mereka yang berpikir jernih dan memiliki gagasan besar,” pesannya dengan penuh ketegasan.

 

Jaga Marwah, Pilih Musyawarah

Dengan seruan ini, LKAAM ingin mengingatkan bahwa mahasiswa Minangkabau harus tetap menjadi cerminan budaya yang santun dan beradab. Agar suara mereka tak hanya terdengar nyaring di jalanan, tetapi benar-benar diterima dan dijadikan pertimbangan oleh pemimpin. Sebab, dalam sejarah Minangkabau, hanya yang bermusyawarah yang akhirnya dihormati dan dihargai.  (***)