Padang – Lomba Kelompok Dasawisma Berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat yang digelar Selasa (29/4/2025) menghadirkan sesuatu yang berbeda. Dalam penilaian yang berlangsung di Kompleks Nuansa Indah I, Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, acara ini menampilkan dua Master of Ceremony (MC) dengan sistem bilingual.
Konsep MC Bilingual, Angin Segar di Seremonial Pemko Padang
Tim Juri dari TP-PKK Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melakukan penilaian terhadap Kelompok Dasawisma yang mewakili Kota Padang. Namun, yang menarik perhatian bukan hanya proses penilaian, melainkan konsep seremonial yang menghadirkan dua MC dengan bahasa berbeda: Odi Yuvendri dan Nisa Mentari.
Odi Yuvendri, MC yang sudah dikenal di lingkungan Pemko Padang, tampil membawakan acara dalam bahasa Indonesia, sementara Nisa Mentari mengimbangi dengan penyampaian dalam bahasa Inggris. Penampilan keduanya berjalan nyaris tanpa cela, memberikan nuansa berbeda dalam ajang resmi semacam ini.
“Jujur saya kaget dengan penampilan dua MC kita ini, luar biasa,” ujar Asisten III Setdako Padang, Corri Saidan, yang hadir mewakili Wali Kota Padang dalam acara tersebut.
Harapan untuk Seremonial yang Lebih Dinamis
Corri mengapresiasi konsep bilingual dalam penyelenggaraan acara dan berharap pola ini bisa diterapkan lebih luas dalam berbagai kegiatan Pemko Padang.
“Penggunaan dua bahasa ini menarik, dan perlu terus dilakukan agar lebih familiar di tengah masyarakat. Nanti di tiap kegiatan Pemko lainnya, kita usahakan menggunakan dua bahasa,” katanya.
Sementara itu, Nisa Mentari, yang turut menjadi MC dalam acara tersebut, mengaku bangga bisa berkontribusi dalam ajang ini. Ia sempat merasa gugup di awal, namun akhirnya bisa menyesuaikan diri hingga akhir acara.
“Senang rasanya bisa ikut menyukseskan kegiatan hari ini,” tutur Nisa, yang sebelumnya pernah menjadi Duta Kampus di UIN Imam Bonjol Padang.
Perspektif Baru dalam Acara Resmi
Kehadiran MC bilingual dalam ajang seperti ini membawa warna baru bagi seremonial yang biasanya berlangsung dengan format yang lebih formal. Langkah ini diharapkan tidak hanya memberikan kesan berbeda, tetapi juga memperkenalkan pola komunikasi yang lebih dinamis di lingkungan pemerintahan.
(***)