Surau dan Digitalisasi: Padang Membangun Masa Depan Berakar pada Tradisi

oleh -632 Dilihat
oleh

Padang,Kliksiar– Kota ini tidak sekadar ingin maju. Ia ingin tumbuh tanpa kehilangan jati diri. Dari surau yang menjadi denyut kehidupan masyarakat Minangkabau, kini hadir gagasan baru: digitalisasi tanpa meninggalkan akar budaya.

Musyawarah Daerah (Musda) ke-X Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Padang yang berlangsung di Gedung Youth Center Bagindo Aziz Chan, Minggu, (11/5/2025), menjadi saksi bagaimana tradisi dan teknologi bertemu dalam satu ruang.

Wali Kota Padang, Fadly Amran, menegaskan komitmen Pemko Padang dalam menjalankan program unggulan Smart Surau, bagian dari visi besar Padang sebagai Kota Cerdas dan Religius.

“Smart Surau bukan sekadar wifi gratis atau platform belajar. Ini tentang bagaimana masjid menjadi pusat aktivitas umat, tempat anak-anak dan generasi muda bertumbuh dengan nilai-nilai agama, budaya, dan teknologi,” katanya.

Dalam satu generasi, surau tidak lagi hanya tempat mengaji selepas magrib. Ia harus hidup kembali sebagai pusat pendidikan karakter, budaya, dan pemikiran.

Ketua DMI Wilayah Sumbar, Prof. Ganefri, saat membuka Musda, menekankan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah. Ia harus menjadi pusat peradaban, tempat masyarakat berhimpun, berdiskusi, dan membangun.

Digitalisasi tidak boleh menghapus sentuhan manusiawi dari masjid. Sebab, kemajuan teknologi yang kehilangan akar akan membuat masyarakat terombang-ambing tanpa pegangan.

Ketua DMI Kota Padang sekaligus Wakil Wali Kota, Maigus Nasir, mengingatkan bahwa ancaman terbesar bukan sekadar bencana alam. “Yang lebih menakutkan dari megathrust adalah jika masyarakat tak lagi mengerti agama. Maka masjid harus hidup, aktif, dan menghidupkan,” ujarnya.

Musda ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, dari unsur Forkopimda, Kemenag Kota Padang, hingga camat dan lurah se-Kota Padang. Mereka sepakat, tantangan zaman harus dijawab dengan kebijaksanaan.

Di Padang, teknologi dan tradisi tidak perlu berhadap-hadapan. Keduanya bisa berjalan seiring, membentuk masyarakat yang maju tapi tetap berpijak pada nilai-nilai lama yang telah mengakar dalam kehidupan.

(***)