Padang – Langit di Tugu Apeksi menyaksikan riuhnya tawa dan semangat dari ribuan murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Padang. Mereka berkumpul dengan sukacita, mengikuti alunan senam massal yang membentuk harmoni gerak dalam kebersamaan, Rabu, (30/4).
Seperti riak air yang membelai tepian, gerakan kecil nan ceria dari anak-anak menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa bertumpu pada generasi belia yang sehat dan ceria.
Kegiatan ini, buah karya Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Padang, mengusung tema penuh makna: “Dengan Senam Kreasi Anak Indonesia Hebat Kita Tingkatkan 7 Kebiasaan Anak Generasi Emas Bangsa Indonesia.”
Susi Susanto, Ketua Himpaudi Kota Padang, menyampaikan apresiasinya yang mendalam kepada para tenaga pendidik yang telah menjadi jembatan bagi terlaksananya acara ini. Tak sekadar olahraga, ini adalah perayaan kecil dari semangat mendidik dengan cinta.
“Sebanyak 1.846 murid PAUD bergabung dalam kebahagiaan ini. Terima kasih kepada seluruh tenaga pendidik yang telah mendukung siswa-siswinya sehingga bisa hadir dan merayakan momen ini,” ucap Susi dengan penuh haru.
Namun di balik senyum dan keceriaan, ada asa yang dilayangkan. Susi berbicara tentang kesejahteraan tenaga pendidik PAUD, yang hingga kini masih memerlukan perhatian lebih. Dia berharap Pemerintah Kota Padang bisa menggenggam harapan ini dan memberikan dukungan yang layak bagi mereka yang menjadi pilar pendidikan anak usia dini.
Habibul Fuadi, yang mewakili Wali Kota Padang, turut hadir di tengah riuh senam massal itu. Dalam kehangatan acara, ia menyampaikan rasa bangga atas kegiatan ini yang bukan hanya merawat raga, tetapi juga menjalin hubungan yang hangat antara anak, pendidik, dan masyarakat.
“Kami selalu mendukung kegiatan positif seperti ini, yang membawa semangat bagi anak-anak dan mempererat ikatan di lingkungan pendidikan,” katanya lembut.
Diiringi musik ceria, gerak-gerik mungil para murid membentuk tarian kehidupan—pengingat bahwa pendidikan tak hanya berbicara tentang angka dan huruf, tetapi juga tentang menghidupkan jiwa-jiwa kecil yang kelak menjadi penggerak bangsa.
Kegiatan ini menjadi simbol bagaimana anak-anak memulai hidup sehat, penuh semangat, dan harapan, seolah tugu di belakang mereka adalah saksi bisu dari lahirnya generasi emas yang siap menghadapi masa depan dengan percaya diri. (***)