Kampar, kliksiar — Belum seminggu angin perubahan berembus di Polres Kampar, namun langkahnya sudah menggema. Ajun Komisaris Polisi (AKP) Gian Wiatma Jonimandala tidak datang untuk sekadar mengisi jabatan, ia datang dengan tekad. Satu pekan berlalu sejak pelantikannya pada 19 April 2025, jejak kerjanya sudah mengukir cerita.
Di balik meja berkas dan ruang penyidikan yang tak pernah benar-benar sepi, timnya bergerak cepat. Tak menunggu lama, kejahatan yang selama ini menyelinap di lorong-lorong kelam mulai terkuak. Tiga kasus besar yang beragam—pencurian tower telekomunikasi, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), serta pencabulan yang mencederai kemanusiaan—dibongkar dalam hitungan hari.
Pencurian Tower, Para Pelaku Menyamar sebagai Teknisi
Di berbagai sudut Tapung, Tambang, dan Siak Hulu, jaringan telekomunikasi sempat terguncang. Laporan demi laporan masuk ke Polres Kampar—delapan laporan semuanya tentang pencurian tower Indosat yang dilakukan dengan cara licik.
Enam pria bertopi kuning berjalan dengan percaya diri. Mereka tak terlihat mencurigakan, justru seperti teknisi yang tengah bekerja. Tapi di balik seragam yang mereka pakai, tersembunyi niat jahat. Mereka melepas komponen tower tanpa curiga dari warga sekitar.
“Tim langsung bergerak setelah mendapat laporan. Enam tersangka beserta barang bukti berhasil kita ringkus,” ujar AKP Gian.
Modus mereka terungkap, peran masing-masing teridentifikasi—empat sebagai eksekutor pencurian, satu penunjuk lokasi, satu sebagai penadah. Kini, mereka tak lagi bisa bersembunyi di balik penyamaran.
Karhutla di Desa Kuntu, Jejak Api Mengungkap Nama
Langit Desa Kuntu sesaat memerah. Asap mengepul di antara pohon-pohon yang menghitam, terbakar oleh niat buruk seseorang. Dalam hitungan jam, tim kepolisian telah berada di lokasi, memburu jejak api yang sengaja dinyalakan.
Sabtu itu, seorang pria berinisial TW ditangkap saat masih berada di lokasi kebakaran. Satu hektar lahan hangus, dan bukan sekadar kebetulan.
“Perbuatan tersangka TW ini sangat berdampak besar. Karhutla ini menjadi atensi Bapak Kapolda Riau,” terang AKP Gian.
Barang bukti berbicara—korek api, jerigen bekas minyak, tanah yang menghitam karena bara. Kepolisian tak ingin kebakaran seperti ini menjadi kebiasaan yang dibiarkan.
Pencabulan, Luka yang Tak Terlihat
Ada luka yang tak tampak, tapi perihnya menusuk dalam. Di sebuah rumah di Bangkinang, seorang pensiunan PNS berinisial AA (61) mengkhianati kemanusiaan.
Korban, seorang gadis berusia 17 tahun, sedang berjalan pulang ketika tangan yang seharusnya melindungi malah menariknya ke dalam gelap. Pelaku membekap mulutnya, menyeretnya ke kamar mandi, dan melakukan tindakan yang tak bisa dibenarkan oleh alasan apa pun.
Laporan dari sang ayah membuka jalan keadilan. Polisi tak perlu berlama-lama. Tersangka akhirnya ditangkap di tempat usahanya.
“Setelah mendapat laporan, tim langsung bertindak. Tersangka berhasil kita ringkus di Bangkinang Kota,” ujar AKP Gian.
Harapan Baru di Kampar
Langkah cepat, ketegasan tanpa basa-basi, dan kerja tanpa menunggu waktu. Dalam sepekan kepemimpinannya, AKP Gian sudah memberi isyarat bahwa Polres Kampar tak ingin membiarkan kejahatan berkembang tanpa perlawanan.
Masyarakat menaruh harapan. Bukan sekadar pengungkapan kasus, tapi kehadiran hukum yang benar-benar melindungi mereka. Jika satu pekan bisa membongkar tiga kasus besar, publik bertanya—apa gebrakan berikutnya dari sang nakhoda baru di reserse Kampar?
(Grp)